About

Visitors

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

Hati

Dalam Sebuah Ketulsan Memang Hti Menjadi Jaminan dan Mempermainkan Apa Yang Tidak Kita Pikirkan

Sabtu, 04 Oktober 2014

Filsafat dan Ilmu

Posted by Unknown On 19.41 No comments
Selamat pagi kawan semua, hari ini kita akan belajar tentang apa itu filsafat dan apa itu ilmu. jika bicara tentang filsafat, hehehe saya jadi ingat saat bincang bincang sama Bapak saya ^_^. dalam benak saya saat berbincang, "Berfilsafatlah Agar Kau Memahami Ilmu, dan Berilmulah Agar Kau Lebih Mengetahui Keberadaan Filsafat" begitulah kiranya. Lantas apa keterkaitan ilmu dan filsafat?????

Dalam Buku Filsafat Ilmu karya Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A disampaikan bahwa Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak terlepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. 

Filsafat telah berhasil mengubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari perkembangan mitrosentris menjadi logosentris. Awalnya bangsa Yunani dan bangsa lain di dunia beranggapan bahwa semua kejadian dialam ini dipengaruhi oleh para dewa. karenanya para dewa harus dihormati dan sekaligus ditakuti kemudian disembah. dengan filsafat pola pikir yang selalu tergantung pada dewa diubah menjadi pola pikir yang tergantung pada rasio. Kegiatan alam, seperti gerhana tidak lagi dianggap sebagai kegiatan dewa yang tertidur, tetapi merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari, bulan dan bintang berada pada garis yang sejajar, sehingga bayang-bayang bulan menimpa sebagian permukaan bumi.

Perubahan dari pola pikir mitosentris ke logosentris membawa implikasi yang tidak kecil. Alam dan gejalanya, yang selama ini ditakuti kemudian didekati dan bahkan di eksploitasi. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan perubahan perubahan yang terjadi, baik di alam jagad raya (makro-kosmos) maupun di alam manusia (Mikro-kosmos). Dari penelitian alam jagad raya bermunculan ilmu Astronomi, Kosmologi, Fisika, Kimia dan sebagainya. sedangkan di alam manusia muncul ilmi, biologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Ilmu-ilmu tersebut kemudian terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa manfaatnya.

Pada perkembangan selanjutnya, ilmu terbagi menjadi beberapa disiplin, yang membutuhkan pendekatan, sifat, obyek, tujuan dan ukuran yang berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya. Pada gilirannya cabang ilmu akan menjadi semakin subur dengan segala variasinya. Namun, tidak dapat juga dipungkiri bahwa ilmu yang terspesialisasi itu semakin menambah sekat-sekat antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain, sehingga muncul arogansi ilmu, tetapi yang terjadi adalah terpisahnya ilmu itu dengan nilai luhur ilmu, yaitu menyejahterakan umat manusia. Bahkan tidak mustahil terjadi, ilmu menjadi bencana bagi umat manusia, seperti pemansan global dan dehumanisasi.

Dengan dmikian dapat dikatakan bahwa satu sisi ilmu dapat berkembang dengan cepat, di sisi lain, timbul kekhawatiran yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu itu karena tak ada seorang pun atau lembaga yang mempunyai otoritas untuk menghambat implikasi negatif dari ilmu. John Naisbitt mengatakan bahwa era informasi menimbulkan mabuk teknologi, yang ditandai beberapa indikator, yaitu : 
  1. Mayarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat, dari masalah agaman samapai masalah gizi.
  2. Mayarakat takut sekaligus memuja teknologi
  3. Masyarakat mengaburkan perbedaan antara yang nyata dan yang semu
  4. Masyarakat menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar
  5. Masyarakat mencintai teknologi sebagai mainan
  6. Masyarkat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.
Ilmu dan teknologi dalam konteks itu kehilangan ruhnya yang fundamental karena ilmu kemudian mengeleminir peran manusia dan bahkan manusia tanpa sadar menjadi budak ilmu dan teknologi. Karena itu Filsafat Ilmu mengembalikan ruh dan tujuan luruh ilmu agar ilmu tidak menjadi bumerang bagi kehidupan umat manusia. Disamping itu, salah satu tujuan filsafat ilmu adalah untuk mempertegas bahwa ilmu dan teknologi adalah instrumen bukan tujuan.

Dalam konteks yang demikian diperlukan suatu perbandingan yang komprehensif tentang ilmu dan nilai-nilai yang berkembang ditengah masyarakat. Dalam masyarakat beragama, ilmu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan karena sumber ilmu yang hakiki adalah dari Tuhan, manusia hanya menemukan sumber itu dan kemudian merekayasanya untuk dijadikan sebagai instrumen kehidupan. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk yang lain karena manusia diberikan daya berpikir. Daya pikir inilah yang menemukan teori-teori ilmiah dan teknologi.

Pada waktu yang bersamaan, daya pikri tersebut, menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan, sehingga dia tidak hanya bertanggung jawab kepda sesama manusia, tetapi juga kepada Pencipta-nya.

Namun, perlu juga diingat bahwa ikatan agama yangterlalu kaku dan terstruktur kadang kala dapat menghambat perkembangan ilmu. Kerana itu, perlu kejelian dan kecerdasan memperhatikan sisi kebebasan dalam ilmu dan sistem nilai dalam agama yang kedua tidak saling bertolak belakang. Di sinilah perlu perumusan yang jelas tentang Ilmu secara filosofis dan akademik serta agama agar ilmu dan teknolgi tidak menjadi bagian yang lepas dari nilai-nilai agama dan kemanusiaan serta lingkungan.

0 comments:

Posting Komentar

Site search